Search

Lamun Warrior


Prolog

Laut adalah nafas kita. Pada setiap riak dan gelombangnya ada nadi kehidupan dan tumpuan harapan. Tapi belakangan ini, laut seperti pesakitan.

“jauh kali, nian! Dulu, kalo datang musim paceklik itu hanya hitungan minggu. Masuk Idul Adha, banjir ikan. Sekarang udah sepanjang tahun ini ikan dapatnya dikit kali. Belanja kapal lebih besar dari hasil tangkapan ”, keluh seorang pengepul langgananku di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dengan raut wajah yang suntuk. 

Aku hanya bisa tersenyum kecut mendengar keluhan pengepul itu. Sebab keluhan semacam ini juga kudengar dari beberapa daerah bahari termasuk dari kampungku di Tapanuli Tengah sana. Suamiku yang udah 5 tahun ini berjualan ikan pun merasakan hal yang sama. Di awal jualan dulu, jenis ikan yang ia jual bisa mencapai 5 hingga 8 jenis per hari. Sekarang, nyaris ikannya itu-itu saja dan dalam jumlah yang minim pula.  Aku yakin ini tak hanya sekedar musim, tapi lebih dari itu, laut sedang memberi alarm pada kita bahwa dirinya saat ini sedang sekarat. 

Aku mengenalnya saat ia mengantarkan istrinya ke sebuah pertemuan. Aku dan istrinya berteman dan satu naungan dalam organisasi Forum Lingkar...
Sekarang ini, mengajar dengan metode ceramah udah gak relevan banget. Yang ada siswa akan terlelap di menit ke sekian pembelajaran. Kalo pun...
Memulai bisnis online itu nggak semudah yang dibayangkan, kan?   Banyak tantangan yang sering bikin seller merasa sendirian dan nggak tahu h...
  “Terkadang dunia tidak memberikan waktu untuk kita menimbang-nimbang sesuatu. Oleh karenanya, berpikir cepat dan bersegera mengambil tinda...