Salah
satu bukti dari kebesaran Allah ialah diciptakannya manusia dalam jumlah yang
banyak dan terdiri dari berbagai golongan, bangsa, ras, dan suku yang berbeda.
Tujuannya jelas, yakni agar sesama manusia itu sendiri saling mengenal satu
dengan yang lainnya. Hal ini termaktub dalam Al-qur’an surah Al-Hujarat ayat
13:
“Wahai manusia! sungguh, Kami telah
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami
jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh Allah maha mengetahui, maha teliti” (Al-Hujarat:13)
Dari
ayat di atas, terang sekali bahwa kita harus membuka diri untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang
saling membutuhkan. Seseorang tak akan bisa melestarikan keberlangsungan
hidupnya tanpa orang-orang disekitarnya. Namun yang paling penting untuk
diketahui adalah bahwa Islam sendiri mengharuskan umatnya untuk menjaga
hubungan horizontal sebaik mungkin dengan sesama manusia.
Sebagai
pemeluk Islam yang baik, maka komunikasi dan interaksi dengan orang lain perlu
diperhatikan. Tentunya media komunikasi sangat dibutuhkan untuk menjalin
interaksi tersebut. Dalam hal ini, bahasa sangatlah berperan penting. Bahasa
merupakan alat komunikasi yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan atau pun
ide terhadap orang lain. Bahasa juga dianggap sebagai sarana pemersatu
masyarakat tertentu. Sebab itu, setiap daerah memiliki corak bahasa yang
berbeda.
Lalu,
seberapa pentingkah untuk kita mempelajari bahasa lain di luar bahasa bangsa
kita?
Janganlah
terlalu menutup diri untuk mengkaji bahasa lain hanya dengan alasan bahwa
bahasa itu bukan milik negara kita. Bahasa Inggris contohnya, sebagian orang
khususnya umat Islam masih menganggap Bahasa Inggris itu tak perlu dipelajari,
sebab bahasa persatuan umat Islam adalah bahasa Arab, bukan Bahasa
Inggris. Bahkan ada yang sampai membenci
bahasa tersebut dikarenakan pemilik bahasa itu adalah negara non muslim. Hal
ini perlu diluruskan.
Sesungguhnya
tidak ada alasan bagi kita untuk membenci Bahasa Inggris maupun bahasa asing
lainnya, sebab yang pertama bahasa itu sendiri adalah ciptaan Allah Ta’ala
sebagai salah satu bentuk tanda-tanda kekuasaannya. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan langit dan
bumi, perbedaan bahasamu, dan warna kulitmu. Sungguh pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengetahui”. (Ar-Rum: 22).
Ayat ini mengisyaratkan agar kita memahami berbagai bahasa yang ada. Terkait
dengan dianjurkannya kita bersosialisasi dengan orang lain, maka bahasa sangat
penting untuk digunakan. Apalagi lawan bicara adalah orang yang berasal dari
daerah yang berbeda dengan kita. Paling tidak, ada satu bahasa yang bisa
sama-sama dimengerti supaya pesan-pesan dan informasi tersampaikan dengan baik.
Kedua,
bahasa adalah ilmu. Islam sendiri mewajibkan umatnya untuk menimba ilmu sejak
lahir hingga ajal menjelang. Islam juga tidak pernah membatasi bidang ilmu apa
saja yang wajib dipelajari umatnya. Oleh karena itu, bahasa tidak termasuk ke
dalam daftar pengecualian bidang ilmu yang tidak perlu dipelajari.
Kita
bisa melihat bahwa di era globalisasi sekarang ini pergaulan sudah tidak
terbatas. Seseorang yang tinggal di bilik barat bumi akan dengan mudah
berkomunikasi dan bertukar informasi dengan penghuni bilik timur jagad raya.
Dunia luas ini seakan dilipat-lipat oleh teknologi canggih sehingga semuanya
terasa dekat. Sehingga dijadikanlah beberapa bahasa sebagai bahasa
internasional untuk menyatukan seluruh penghuni bumi ini, yakni Bahasa Inggris,
Bahasa Arab, Mandarin, Jerman, dan Perancis. Jika kita tidak mempelajari salah
satu dari bahasa internasional tersebut, bagaimana mungkin kita bisa mengakses
informasi, sains dan teknologi yang semakin berkembang pesat?
Selain
itu, mempelajari bahasa asing tentunya juga menguntungkan bagi Islam. Sebab
jika kita menguasai berbagai bahasa, maka kita akan dengan mudah menyampaikan
dakwah Islam ke dunia Barat baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga opini
Barat tentang Islam bisa kita tepis dengan menjelaskan secara runut tentang
semua konsep Islam dalam bahasa yang bisa mereka mengerti.
Maka,
jika kita bergiat dan tidak menutup diri untuk mempelajari beragam bahasa yang
Allah ciptakan di bumi ini, Insya Allah kita akan mampu bersaing hidup dengan
orang-orang yang kehidupannya telah maju khususnya di bidang sains dan
teknologi. Dan misi kita sebagai umat Islam untuk berdakwah juga akan mudah
terlaksana.
Oleh: Dahlia Siregar
Dimuat di Harian Analisa, Jum'at, 23 Sept 2011
kereeeen kakkk.. terbuka fikiran pasti yang membaca ini :)
BalasHapusmakasih Husna..semoga bermanfaat untuk kita semua.. :-)
BalasHapus