Mungkin kau
sedang zikir dan khusyuk mendengarkan khatib di mesjid saat surat ini
kutuliskan. Semoga kau menyisipkan do’a pertemuan kita disela puluhan bait do’a
yang hendak kau haturkan.
Imam, seperti
yang pernah kukatakan padamu bahwa jalanmu menjemputku tak akan mulus begitu
saja. Akan ada kerikil-kerikil yang menahan sejenak laju langkahmu.
Pandai-pandailah berdamai dengan mereka. Satu hal yang paling penting kau
tanamkan, ISTIQOMAH. Dan aku bersama do’aku disini dalam dhuha dan sajadah
fajar.
Dari sekian
banyak kisah pertemuan yang pernah kudengar, tentu tak ada satu pun yang tak
terhadang duri di pertengahan. Bahkan setan paling lihai menyusup dalam urusan
ini. Nah, kita, mungkin saja kisah kita akan punya kemiripan dengan mereka. Maka
bersiaplah untuk itu. sekali lagi kukatakan, Imam, ISTIQOMAH. Keep ISTIQOMAH.
Hmm…kau tau, ada
satu kisah pertemuan yang bagiku selalu menarik untuk disimak. Ya! Kisah Cinta
Sepasang Tukang Pedati. Aku belajar banyak dari kisah itu. Dan aku juga sudah
mempersiapkan diri andai kisah kita beralur sama dengan mereka. Datang lah
dulu. Nanti akan kuceritakan padamu tentang kisah itu, tepat saat pertama
kalinya purnama boleh kita nikmati berdua.
^_^ . . .
*Siang Jum’at,
saat Bougenvil di depan jendelaku berwarna menyala tersiram surya. #sehari
jelang “quarter century”, 2013.
Tidak ada komentar
Posting Komentar