Entah sudah berapa orang yang keberatan dan nyuruh ganti benda yang uda berjasa nganterin saya ngobrol ke mana-mana ini. Emang sih, dua tahun terakhir HP saya ini agak memprihatinkan. Kulitnya yang terkelupas, tubuhnya yang borokan, hingga bagian bawahnya yang sumbing, dan atas nama cinta saya tak berkenan membawanya ke balai pengobatan henpon nasional. #aaaaaku terlanjur cinta kepaaaadaamuuuu.... *ceile..
Memang begitulah kenyataannya, kawan. Lia yang baik hati dan rajin menabung ke warung ini emang susah sekali jatuh cinta. Pernah suatu hari HP ini mengulah, gak bisa nelpon. Harus di loudspeaker baru bisa kedengaran. Betapa nestapanya dunia terasa, gimana kalo sedang di tempat umum dan yang mau diomongin rahasia, bakal berabekan? Arggghhh....
Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Bukan tak ada fulus membawanya opname, tapi rasa cinta ini, cinta yang telah merajam hingga ke ulu hati. Tak sanggup bayangin jika dia dioperasi tapi tetap tak tertolong, sementara saya belum ingin berpisah dengannya. Oh, tidaaaaaaaaaakk.....
Akhirnya suatu hari, entah karena saya yang gaptek atau tak sadar sama sekali, terkuaklah bahwa ada kesalahan setting pada dirinya. Setelah otak atik sana sini, akhirnya si HP sembuh total dan saya girang tak terkatakan.
Di luar sana, siapa peduli soal kecintaan saya ini? Sebagian orang tetap saja memprovakasi agar saya memuseumkan HP ini, cuma caranya agak elit dikit, "Lia, bagi PIN nya dong". haha. Saya cuma punya PIN ATM dan itu tak kan saya bagi pada siapa pun. Cukup saya, Tuhan, dan mesin ATM yang tau. :D
Sebagian yang lain beralasan agar bisa lebih deket, lebih intens, lebih maknyos chit chat di grup de el el. Tapi apa mau dikata kawan, hingga saat ini saya 'belum' tertarik menjadikannya teman hidup. Entah nanti-nanti, atau mungkin saat HP ini telah berpulang pada sang pencipta.
Tidak ada komentar
Posting Komentar