Semoga Allah
mengokohkan langkahmu, menaungi hatimu, meneguhkan semangatmu, serta mencukupkan
perbekalanmu. Agar kau tak patah saat membawaku terbang.
Imam, ketahuilah
bahwa saat ini sesak memenuhi rongga dadaku. Sementara iblis mungkin tengah
berpesta merayakan kemenangan. Bukan, ini bukan tentang Mesir. Hatiku sudah
cukup ngilu akan itu. Sengaja aku memekakkan telinga dan membutakan mata pada
media, sebab jika tidak, hanya ada luka yang kian bernanah di sini, di hati.
Entahlah…
Tapi ini soal
kondisi muslimah yang kian memprihatinkan. Spesifiknya, tentang hubungan lawan
jenis yang mungkin sebagian orang pun telah muak mendengarnya.
Imam, bukankah
kita sudah sama-sama tau bahwa sebelum akad tertunai, tetap terlarang bepergian
berdua, saling bertukar ucap I Love You, apalagi berkhalwat. Tapi nyatanya, khitbah
(lamaran) atau bahasa membuminya ‘tunangan’
telah mampu menghalalkan itu semua. Yang bikin perih ya para ikhwan dan akhwat
yang sebagian ikut kebablasan.
Sungguh, aku tak
merasa suci apalagi paling suci. Tetap ada kekhawatiran yang berdesir di sini,
di hati. Tentang pertemuan kita, jalan cinta kita. Tapi ini penting kukabarkan
padamu agar kita mawas diri. Hingga kita benar-benar mereguk keberkahan malam
zafaf yang Allah ridhoi.
Tetap teguh di
jalan Allah ya, Mam..
Medan, Tengah
Hari
27 Agustus 2013
Tidak ada komentar
Posting Komentar