Oleh:
Dahlia Siregar, S.Pd.I
Khutbah I
إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.
أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..
Segala puji bagi Allah yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunianNya kepada kita umatnya sekali pun kita sendiri
sering melupakannya. Dia Allah yang maha pengampun lagi maha pemaaf, yang maha
kasih lagi maha bijaksana. Sholawat dan salam kepada Rasulullah saw, junjungan
kita, nabi yang telah meninggalkan dua wasiat besar untuk keberlangsungan hidup
kita, Alqur'an dan Sunnah, dan syafaatnya sangat kita butuhkan di hari
pembalasan kelak.
Jama'ah sholat Jum'at yang dirahmati
Allah..
Suatu ketika, Ummul Mukminin Aisyah r.a
mendapat musibah berupa tuduhan yang sangat menyudutkan, yakni tersiarnya kabar
bohong bahwa beliau selingkuh dan berbuat keji. Kejadian ini dikenal dengan
peristiwa ifki. Kabar ini mencuat berawal dari ikutnya Aisyah r.a menemani
Rasulullah saw dalam sebuah peperangan. Selama perjalanan perang, Aisyah r.a
dibawa di dalam Haudaj (tenda kecil yang diletakkan di atas punggung unta dan
diperuntukkan bagi kaum wanita sekaligus tempat istirahat). Namun untuk suatu
keperluan, Aisyah r.a meninggalkan perkemahan. Karena tergesa-gesa, Aisyah r.a
kehilangan kalungnya, sehingga ia kembali lagi mencari kalung itu.
Malangnya, setelah kalung itu ia temukan
dan kembali ke perkemahan, Aisyah r.a tidak menemukan siapa-siapa. Pasukan yang
membawanya telah pergi atas perintah Rasulullah saw dan mengangkat haudajnya
tanpa tahu bahwa Aisyah r.a tidak ada di dalamnya. Akhirnya Aisyah r.a
memutuskan untuk kembali ke bekas kemahnya dengan harapan pasukan mencarinya ke
tempat semula, sampai ia tertidur di sana. Kebetulan, Shafwan bin Mu’aththal
As-Sullami yang berjalan di belakang rombongan induk menemukan Aisyah r.a dan
langsung mengucapkan kalimat istirja’ begitu mengenali siapa sosok yang
tertidur itu. Tanpa bicara, Shafwan mendudukkan untanya dan menekan dua kaki
depannya agar Aisyah r.a dapat naik ke punggung unta yang dibawanya dengan
mudah. Setelah siap, dia menuntun unta tersebut hingga dapat menyusul
rombongan. Kejadian inilah yang dimanfaatkan Abdullah bin Ubay bin Salul
menebar tuduhan bohong perselingkuhan dirinya sehingga menggemparkan
masyarakat. Sebagian mempercayai kabar itu dan ikut menyebarkan dari mulut ke
mulut, sebagian lagi bersikap diam karena ragu, dan sebagian yang lain percaya
bahwa kejadian itu tidak mungkin adanya.
Awalnya Aisyah r.a sendiri tidak
mengetahui berita itu, sebab sejak tiba di Madinah ia jatuh sakit selama
sebulan. Hanya saja ia merasa ada perubahan pada Rasulullah saw, yakni
hilangnya kelembutan beliau yang biasanya ditunjukkan bila ia sakit. Rasulullah
saw sendiri, dalam keterpukulannya, sedang menunggu wahyu dan petunjuk dari
Allah, sebab beliau tak bisa memutuskan begitu saja percaya atau tidak dengan
berita itu. Rasulullah menemui Barirah (pelayan wanita Aisyah r.a) untuk
meminta keterangan, pun menanyai Zainab binti Jahsy tentang Aisyah r.a.
Keduanya menyatakan bahwa Aisyah itu orang baik dan suci. Dan puncak dari
semuanya adalah ketika kesucian Aisyah r.a diumumkan langsung dari langit,
yakni turunnya wahyu surat An-nur ayat 11-20 yang menjelaskan semuanya.
Ma’sayiral muslimin rahimaumullah..
Jika saja Rasulullah saw menelan
bulat-bulat berita itu, tentu saja rumah tangga beliau dengan Ummul Mukminin
yang terjaga kesuciannya akan porak poranda. Tetapi itulah Rasulullah saw,
beliau adalah manusia agung yang seluruh perkataan dan perbuatannya bersandar
pada Alqur’an. Sehingga apa pun yang terjadi dan menimpa dirinya, ia tangguhkan
keputusannya sebelum menerima petunjuk dan wahyu dari Allah swt. Apa yang
dilakukan Rasulullah kepada Barirah dan Zainab itulah yang dinamakan tabayyun,
yakni mencari dan meneliti lebih lanjut berita dan informasi yang diterima.
Maka sebagai umat nabi Muhammad saw, sudah
sepatunyalah kita mencontoh perbuatan beliau. Terlebih di zaman teknologi
canggih sekarang ini, zaman di mana yang baik bisa dianggap buruk, dan yang
buruk dianggap baik. Bahkan sesuatu yang benar bisa menjadi dusta dan yang
dusta bisa menjadi benar. Sungguh Islam tidak pernah melarang umatnya mengikuti
perkembangan zaman. Namun sikap hati-hati dan bijaksana dalam menyikapi perubahan
tersebut amatlah diperlukan.
Media-media saat ini sudah sangat terbuka
dan mudah diakses oleh siapa pun. Sementara berita-berita yang disajikan sangat
banyak yang tidak bermutu. Gosip, isu, konspirasi, dan semacamnya tersaji
begitu saja. Orang awam akan sangat mudah menelannya, dan orang munafik akan
menjadi sasaran empuknya. Untuk itulah kita butuh ilmu, sehingga mata hati kita
tidak mudah tertutupi oleh kabar-kabar yang belum tentu kebenarannya. Allah swt
berfirman dalam Alqur’an surat Al-Hujarat: 6
“Hai orang-orang yang
beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Seringkali sesuatu yang kita tidak mengetahui
kebenarannya tetapi langsung kita sebarkan kepada orang lain justru menjadi
petaka bagi diri kita sendiri. Karena itu Allah memperingatkan dengan jelas dan
tegas agar kita cermat dan teliti sehingga tidak menyebabkan penyesalan yang
tak berkesudahan di dalam kehidupan kita.
Melakukan tabayyun sebenarnya tidak hanya pada perkara
berita, informasi, isu atau gosip yang tengah beredar saja, tetapi juga pada
gejala-gejala alam, perkara ilmiah, tentang keilmuan, fatwa-fatwa maupun pada
sosial kehidupan. Sebut saja tentang makanan yang banyak menjadi kontroversi
belakangan ini; bakso tikus, daging berformalin, kerupuk plastik, atau cincau
boraks. Fakta ini mungkin saja benar adanya, tetapi menuduh seluruh penjual
bakso sudah pasti menjual bakso tikus adalah hal yang keliru, atau menyebar
berita bahwa seluruh penjual kerupuk di kota A menjual kerupuk plastik adalah
sebuah kesalah besar. Bertabayyunlah!
Begitu juga dengan fatwa-fatwa. Ketahuilah bahwa saat ini
banyak orang yang sudah berpikir liberal, sekuler, bahkan mengeluarkan
hadis-hadis palsu. Maka ketika membaca sebuah artikel yang menyampaikan sebuah
fatwa, ijtihad dan semacamnya, telusurilah terlebih dahulu. Rujuklah
referensi-referensi dan dalil shohih, sehingga kita tidak termakan dengan paham
yang dapat mematikan akidah.
Pun gejala-gejala alam atau prilaku sosial
kemasyarakatan, segalanya perlu ditabayyuni, bahkan bisa jadi sampai pada tahap
penelitian atau riset yang mendalam demi menemukan suatu kebenaran. Prof. Dr.
Marzani Anwar dalam artikel yang ditulis di blog pribadinya mengemukakan bahwa
perkara riset dan penelitian ini pun sudah lebih dulu dilakukan oleh para
ilmuwan Islam. Bahkan Ibnu Khaldun membagi model-model riset menurut Islam sebagai
berikut:
- Riset Bayani; yakni penelitian yang ditujukan untuk mengenali gejala alam dengan segala gerak-gerik dan prosesnya.
- Riset Istiqra’i: Yaitu penelitian yang ditujukan untuk mencari kejelasan pola-pola kebudayaan dan kehidupan sosial manusia. Ini yang kemudian berkembang menjadi riset ilmu sosial.
- Riset Jadali: yakni riset yang dimaksudkan untuk mencari hakekat atau kebenaran yang didasarkan oleh cara berpikir rasional (rasionale exercise). Di sana biasa digunakan ilmu mantiq dan filsafat.
- Riset Burhani: yakni riset untuk tujuan eksperiman. Misalnya atas temuan obat tertentu, dilakukan tes di laboratorium.
- Riset Irfani: riset yang secara spesifik menjelajah hakekat ajaran Islam. Pada gilirannya menghasilkan ilmu tasawuf.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah..
Biasakanlah bertabayyun terutama ketika menghadapi persoalan dalam
kehidupan. Jangan mudah terpancing dengan hasutan dan propaganda pihak lain.
Jika dirunut, ada beberapa keuntungan yang kita dapatkan jika tabayyun kita
jadikan pegangan dalam menyaring dan menerima informasi:
1.
Terangnya antara yang benar dan yang dusta
2.
Terhindar dari perpecahan yang menjadi idaman setan
3.
Sehatnya jiwa karena tidak terpancing emosi di awal
yang mampu menyulutkan amarah
4.
Tenangnya hati karena terhindar dari sikap buruk
sangka yang mendatangkan dosa. Sebagaimana firmal Allah dalam Alqur’an surat
Al-hujarat: 12yang berbunyi:
”Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan
berprasangka, karena sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa. Jangan pula
kalian memata-matai dan saling menggunjing. Apakah di antara kalian ada yang
suka menyantap daging bangkai saudaranya sendiri? Sudah barang tentu kalian
jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha menerima
taubat dan Maha Penyayang”.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah..
Setiap kehidupan tidak terlepas dari masalah dan persoalan. Hanya saja
persoalan tersebut tidak selamanya datang secara alami. Terkadang akarnya
timbul dari konspirasi pihak lain, mulut-mulut yang tidak bertanggung jawab,
sehingga menimbulkan perpecahan, kehilangan kepercayaan dan sebagainya. Karena
itu, lakukanlah tabayyun dengan maksimal, baik terhadap persoalan maupun
informasi yang meragukan agar tersingkap kebenaran yang nyata. Adapun
langkah-langkah agar mudah melakukan tabayyun adalah; (1) lapangkan hati, (2)
kontrol emosi, (3) perbanyaklah membaca dan bergaul, (4) cintai ilmu, (5)
berlindunglah kepada Allah dari segala sikap yang datangnya dari setan.
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا، وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا
رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Tidak ada komentar
Posting Komentar