Sebelumnya saya mau katakan bahwa saya sangat kesulitan memberi judul tulisan ini. Sebab jika KDRT kalian baca dalam bentuk aslinya, maka akan terjadi pengulangan kata yang berujung pada pemborosan dan kerancuan makna. Sehingga berantakanlah maksud dari judul tulisan ini. Semoga ahli bahasa mengampuni ketololan saya ini,*uuhukk*. Meski demikian, saya sarankan tetaplah enjoy membaca tulisan ini sampai habis. *maksa* 😁😁
Ledis en Jentelmen,
sudah kita ketahui bersama bahwa berumah
tangga itu gak gampang. Ada banyak hal
yang mesti dimengerti, dipahami, dan ditoleransi agar biduk pernikahan sampai
di pelabuhan Sakinah dengan selamat sentosa. Mengantarkan rakyat keluarga ke
depan pintu gerbang surga hingga masuk ke dalamnya yang penuhi dipan-dipan,
permadani, piring-piring emas dan ribuan bidadari bermata jeli. Oleh karena
itu, untuk membentuk suatu rumah tangga yang mumpuni, sehat dan bergizi lahir
batin, perlu kiranya kesiapan yang
matang baik dari segi fisik maupun psikis sebelum menikah.
Lihatlah berita
di tipi-tipi, banyak sekali kasus rumah tangga yang tak sedap didengar kuping. Perceraian
yang kian menjamur tak ketulungan itu kebanyakan disebabkan oleh KDRT alias
Kekerasan Dalam Rumah Tangga, perselingkuhan, adu domba pihak ketiga, bahkan santet
tujuh turunan. Yang lebih sadis lagi pembunuhan yang dilakukan suami terhadap
istri atau sebaliknya. Allahu Rabbi! Kadang-kadang saya gak habis pikir, ini
setan atau manusia? Saat memotong ikan saja kadang saya gak tega. Lha ini,
istri sendiri, suami sendiri, yang dulu dicintai, dipertahanin walau keluarga
tak nyetujui, malah dibantai dengan cara yang tak manusiawi. Biadab!
Ah ya, saya tak
mau membahas kepedihan ini lebih jauh. Yang ada saya naik darah dan ngilu ulu
hati. Saya hanya mau mengatakan bahwa sekalipun KDRT sering jadi biang
kerusakan rumah tangga, tapi di lain sisi KDRT memang harus hadir untuk
menciptakan keharmonisan dan menghidupkan suasana di dalam rumah. Ya, KDRT itu
penting. KDRT yang dalam bahasa Mas Boim Lebon disebut Kekonyolan Dalam Rumah
Tangga.
Seharian sang
suami sibuk bekerja demi mencari nafkah istri dan anak-anak. Sedang si istri
kelelahan mengurus rumah dan anak-anak yang tak berkesudahan. Tentu saja hal
ini membuat otak dan otot kejang-kejang. Butuh hiburan dan refreshing yang bisa
membuat hati dan pikiran riang gembira. Saat itulah humor ringan perlu
berperan. Jangan khawatir, setiap manusia memiliki selera humor yang dibawa
sejak lahir. Hanya saja kadarnya yang berbeda. Maka bukan suatu yang tak
mungkin jika salah seorang diantara pasangan memulai guyonan duluan.
Apalagi buat
para suami, kekonyolan sangat dibutuhkan saat istri lagi merepet binti
marah-marah. Gak usah dibalas emosi dan repetannya. Cukup berguyon sambil
ngibas-ngibasin duit, dijamin merepetnya mereda hanya dalam waktu sepersekian
detik. Yang tadinya hampir perang, tetiba berdamai dengan rasa cinta yang
meluap-luap. Hebatkan si KDRT? Hehehehe...
Saya sendiri sudah
mengalaminya. Terus terang saya ini orangnya memang agak gampang emosi, mudah
stres dan rada sensitif. Untunglah Allah selalu baik. Dia menitipkan lelaki
dewasa yang penuh kesabaran, kelembutan dan kekonyolan untuk mendampingi saya
yang bahkan juga sering kekanakan ini. Saat ta’aruf dulu, ketika saya mencuri
pandang, saya melihat diwajahnya penuh kewibawaan. Saya tak menyangka sama
sekali bahwa dibalik kewibawaannya, tersimpan sejuta kekonyolan yang selalu membuat
saya tertawa sejak membuka mata hingga terlelap kembali. Sampai-sampai saya
merasa tak perlu lagi menonton acara lawak di tipi, sebab di depan mata lebih
renyah.
Pernah suatu
pagi saat saya memasak, air di ember habis. Untuk memasak saya memang beli air
galon karena sumur kami belum pernah diperiksakan pada ahlinya, layak minum
atau tidak. Air galon itu akan saya masak untuk diminum, pun untuk memasak
nasi, gulai dan sayur. Sementara saya juga sedang berkejaran dengan waktu,
sebab jam 7 saya harus berangkat mengajar. Maka dengan suasana dan suara yang
memburu, saya memanggil beliau.
“Baaaang, minta
tolong tuangin galon. Di ember abis”.
“Baiklah”,
ucapnya sembari berjalan menuju dapur. Saat akan mengangkat galon, ia berkata
ala-ala protokol upacara,
“Pengangkatan
galon. Hadirin dipersilahkan berdiri”. Lantas sambil jalan di tempat ia angkat
tuh galon lalu membawanya seperti bendera pusaka. Saya cekikikan habis-habisan.
Ekspresinya lucu bin imut-imut tapi tidak kayak marmut. Asli, saya yang tadinya
panik mengejar waktu dan takut terlambat menjadi enteng. Hilang semua kepanikan
dan kekhawatiran. Masak pun jadi enjoy dan santai meski tetap memperhitungkan
waktu.
Masih banyak
kekonyolan yang dilakukannya di rumah. Bahkan ketika saya mulai emosi pun sering
mereda dan gak jadi marah karena kekocakan yang diciptakannya. Sungguh saya sangat mensyukuri sekali
kehadirannya. Allah itu memang sungguh tau memasangkan hambanya sesuai
kebutuhan masing-masing. Jadi buat jombloers, jangan maksa kalo jalan
pernikahan dengan seseorang agak rumit. Mungkin itu pertanda gak jodoh. Lepaskan
dan biarkan waktu yang akan menjawab. Jangan mencintai terlalu dalam sebelum
halal, sebab yg dicinta belum tentu jadi jodoh yang terbaik. Pasrahkan dan
yakinkan bahwa pemberian Allah jauh lebih baik.
Oke ya! Nanti kalau
sudah berumah tangga jangan lupa menciptakan kekonyolan. Tentu kekonyolan yang
sehat, tidak mengada-ngada, lebay, dan tidak nyelekit di hati. Yang sudah
berumah tangga, semoga rumah selalu harmonis dan hidup dengan humor, guyonan
ringan dan sedikit kekonyolan yang mampu mencairkan suasana. Semoga rumah
tangga kita berkekalan hingga ke surga.
HIDUP KDRT!
HIDUP KEKONYOLAN DALAM RUMAH TANGGA! Hehehe...
Tidak ada komentar
Posting Komentar