Belakangan ini berseliweran status tentang pelakor di beranda pesbuk saya. Sempat saya penasaran apa itu pelakor, karena baru kali ini saya mendengar kata itu. Ingin saya cari tau tapi urung. Saya berekspektasi sendiri, paling-paling soal kekisruhan negeri ini lagi. Saya terlanjur enek dan muak soalnya dengan sejumlah tragedi di negeri ini yang sudah sangat jauh dari kata manusiawi. Jadi malas untuk ngebahasnya. Nonton tipi pun saya sudah jarang. Cuma bikin mules aja plus makin mupeng buat pindah ke Sejuta Negeri Bidadari aja.
Tapi sekali waktu muncul status teman saya soal pelakor ini sekaligus memberikan catatan perut apa itu pelakor. Dan akhirnya saya cekikikan sendiri. ternyata Pelakor itu adalah Perebut Laki Orang. Agak bergidik saya sebenarnya. Makanya mulut saya langsung komat kamit mengucap na’udzubillah. Berlindung kepada Allah agar saya tak menjadi pelakor dan supay suami saya pun tak direbut para pelakor ini. Akhirnya saya tergerak ingin menuliskan sedikit saja pandangan saya tentang kasus yang satu ini.
Sekarang memang zaman edan
kuadrat. Banyak perempuan sudah lepas perisai malunya. Tak banyak lagi yang
berjalan menunduk dan menahan tawa, tak menjamur lagi perempuan yang menutup
sempurna auratnya. Tak asing lagi melihat lengan perempuan melingkar di
pinggang lelaki yang bukan mahramnya. Yang penting hepi, peduli amat sama
orang. Yang penting trendy, peduli amat dengan nasihat. Begitu respon yang
sering bergaung.
Jika ditelisik, ada beberapa
faktor yang bikin pelakor ini berkembang biak begitu pesat. Yang saya amati
diantaranya adalah:
1. Tuntutan Gaya Hidup
Bagi orang-orang yang gak tahan
godaan dan gak kuat iman, maka gaya hidup yang berkembang saat ini tak akan
mampu ditaklukkan. Pengen cantik, pengen gadget terupdet, pengen baju impor,
pengen tas branded, bahkan pengen saldo yang obesitas. Sedang kemampuan
finansial sendiri tak memadai. Maka tak ada pilihan lain kecuali nempel sama
om-om khilaf dan juragan gagal insyaf. Bahkan ada yang nekat mendekati penda’i
yang sedang naik daun.
2. Alumni Hati dan Reuni
Andai hati lapang menerima
pepatah yang lalu biarlah berlalu, maka tak kan marak kasus pelakor ini.
Tapi rupanya nostalgia lebih magis dari dukun santet. Maka ajang reuni yang
awalnya ditujukan sebagai ajang silaturrahim berubah menjadi momen memupuk
kembali bunga-bunga hati yang dulu layu dan patah. Naasnya, kedua pihak
sama-sama lupa bahwa mereka sudah punya kehidupan masing-masing.
3. Seleb Sosmed
Jangankan yang muda mentah,
nenek-nenek yang hampir bau tanah pun sekarang bisa nge-sosmed mulai dari WA,
BBM, Facebook, bahkan Video Call. Tak salah sih sebenarnya. Hanya saja sebagian
pengguna sosmed ini hilang kendali sehingga semua fasilitas internet itu
dijadikan media penipuan, memfitnah dan berselingkuh.
4. Dendam Kesumat
Ada yang diam-diam menyimpan
dendam sama sahabat karibnya sendiri hanya gara-gara tak dipinjamin duit. Akhirnya
balas dendam dengan cara merusak rumah tangga temannya itu sendiri. Ironisnya,
saat ketahuan dan si kawan berkata kok tega kamu sama saya sambil nangis
guling-guling, si pelakor ini dengan entengnya menjawab, saya tak merebut
suami kamu. Saya hanya minta kamu berbagi sedikit saja hati lelaki ini dengan
saya. Bukankah saling berbagi itu indah? WooooW..!!
5. Hobby
Ini sih parah. Amit-amit punya
hobi beginian. Tapi memang ada lho yang senang sekali melihat orang lain
menderita. Belum lagi kecenderungan suka gonta-ganti pasangan. Jadi ya begini,
lama-kelamaan perkara merebut laki orang ini jadi hobby yang mengasyikkan.
6. Kurang Iman
Ini yang paling utama. Semua tak
kan rusak jika iman menancap kuat di palung hati. Lain halnya dengan yang ingin
dipoligami dengan ahsan. *saya gak mau lho ya. Poligami itu pilihan, dan saya
tak penah ingin menjadi bagian darinya. Klise? Emang iya. Kebanyakan wanita memang
begitu kan ya? Iya bangetsss..*
Nah, kesemua faktor ini yang
bikin pelakor jadi menjamur. Sehingga banyak rumah tangga merasa dihantui. Bahkan
para jomblo takut nikah karena tak ingin menjadi korban. Tapi tenang lho mblo,
nasib setiap orang itu berbeda-beda. Jadi jangan gusar. Menikah itu sunnah
rasul. Maka ikuti saja. Agar nasib rumah tangga bahagia, maka jemputlah jodoh
dengan cara yang direstui Allah, sekaligus tetapkan kriteria yang tepat. Bingung
kriteria seperti apa? Nih saya pernah tulis 6 tehnik menentukan kriteria jodoh. Semoga
jadi panduan bermanfaat menemukan tambatan hati ya mblo.
Oh ya, ini dulu tentang pelakor. Insya
Allah besok saya sajikan tulisan tentang cara waras agar tak menjadi dan korban
pelakor. Selamat bersantai sore..!!
Tidak ada komentar
Posting Komentar