Apa respon kamu saat disebut gulai ikan hiu?
“Uweeeek, bayangin aja ngeri”
“Iiiiih, masa predator dimakan?”
Hahaha...
Demikian komentar sebagian besar orang saat kukatakan soal gulai ikan hiu. Bermacam eksperesi mulai dari bergidik, mengernyitkan dahi, sampai mengangkat bahu sambil lidahnya melet-melet. Geli juga aku liatnya. Kadang terlintas niat burukku untuk menjebak orang-orang ini. kuundang makan siang ke rumahku, trus tak ada menu yang kusediakan selain gulai hiu dan lalapan, lalu kuajak ngobrol sambil makan, nanti kalo sudah selesai makan baru kubilang bahwa itu hiu. Apalah kekira responnya ya? Tapi cara ini sih mungkin berhasil hanya bagi orang yang tak begitu kenal dengan bentuk dan struktur hiu. Kalo yang kenal, mungkin akan rela kelaparan sampe magrib. Haha..
Jangan salah guys, ikan hiu tak semengerikan yang kelen kira. Walau imagenya menakutkan, tapi hatinya selembut selendang bidadari, *eeaaaaakk...eh, dagingnya deh yang lembut, bahkan sampai ke sumsum tulangnya.
Manfaat Ikan Hiu
Baeklah,
sedikit kukasi bocoran bahwa ikan hiu itu bermanfaat terutama minyak
hatinya yang mampu mengatasi pembekuan darah, menurunkan kolestrol jahat
dalam tubuh, meminimalisir gejala alzheimer, dan meningkatkan fungsi
otak dalam berpikir. Bahkan siripnya sering diburu untuk membantu proses
penyembuhan kanker. Dagingnya yang lembut menjadi salah satu ciri khas
keramahan si hiu, karena nenek-nenek yang ompong pun tak perlu bersusah
payah mengunyahnya. Bisa di bilang ikan hiu ini tercipta untuk semua
golongan dan usia. Tak pernah pilih kasih.
Makanya saat di masak
rasanya maknyos. Mertua lewat pun tak nampak lagi saking sodapnya nih
ikan. Biar kelen tau ya, suamiku pun dulu tak pernah tau soal gulai hiu.
Jangankan nyicip, tau bahwa hiu bisa dimakan saja pun tidak. Tapi
karena dia memilihku untukmenemani hidupnya, maka ia pun harus ikhlas
memakan apa saja yang terhidang di meja. Eh, bukan, kami belum punya
meja makan, *curhat! Ada yang mau belikan? Haha... saya biasa menghidang
makannya di lantai dapur.
Awalnya dia agak ragu. Tapi dengan kegigihanku meyakinkannya bahwa yang kumasak itu enak, maka ia pun mulai mencoba. Secuil, dua cuil, dan oh...ternyata dia ketagihan. Makannya namboh-namboh. Besoknya dia pamer ke keluarganya di palembang sana, pun ke kawan-kawannya bahwa hiu itu nikmat. Lagi-lagi, ekspresi orang kebanyakan ngeri. Belum tau dia ya kan, Bang? Apalagi masakan Adek, sedapnya sampe ke ubun-ubun. *hatsyaahh..!! ini lebaynya keterlaluan. Macam chef kelas dunia kali pedenya.
Tapi lain cerita dengan orang yang sudah pernah mencobanya, apalagi terbiasa memakannya. Ikan hiu menjadi olahan yang beragam jenisnya. Ada yang di bagar, ada pula yang digoreng balado. Kalau di kampung saya sih hiu itu ya digulai, gak pernah di balado apalagi di rendang. Nah, kelen yang pengen nyoba, ini kukasi resep gulai ikan hiu turunan nenek moyangku.
1. ½ kilo ikan hiu di potong-potong sesuai keinginan.
2. Ambu-ambu (kelapa yang digonseng lalu digiling), 5 sendok makan
3. Kunyit dan jahe masing-masing seruas jempol
4. 7 siung bawang merah, 3 siung bawang putih
5. 1 buah pala, lalu dipotong menjadi setengah bagian
6. Daun kunyit 2 lembar dan serai 2 batang
7. Daun mangkok (tapak liman) selembar
8. Daun jeruk 3 lembar dan asam kandis
9. cabe ½ ons, boleh ditambah bagi pecinta pedas.
10. Kelapa atau santan
11. Garam
1. Didihkan air setengah liter
2. Bila sudah mendidih, celupkan ikan hiu yang sudah di cuci. 5 menit saja, lalu angkat
3. Ambillah satu-satu potongan ikan hiu, jangan lupa sediakan air dingin bersih di baskom kecil.
4. Celupkan potongan hiu ke baskom, lalu gosokkan kulitnya untuk menghilangkan bagian kasar di kulit. Gosok sampai permukaan kulitnya licin. Kalau ini tidak di lakukan, maka hiu akan berasa pahit dan berbau amis.
5. Gilinglah kunyit, jahe, pala, bawang merah dan putih. Bawang merah 5 siung saja, 2 siaung lagi di iris.
6. Giling pula cabe sampai halus. Usahakan bijinya punah. Atau beli cabe giling aja sekalian.
7. Irislah kecil-kecil selembar daun kunyit, sebatang serai, daun mangkok dan daun jeruk. Daun kunyit yang selebar lagi diikat simpul, dan sebatang serai lagi di memarkan.
8. Masukkan lah semua bahan yang sudah digiling dan diiris tadi ke dalam kuali, lalu masukkan ambu-ambu alias kelapa gonseng yang telah disiapkan.
9. Peraslah kelapa sehingga menghasilkan santan yang tidak terlalu kental, tidak pula terlalu encer.
10. Aduklah santan dansemua bahan yang dalam kuali tadi, lalu jeranglah.
11. Bila kuah sudah mendidih, masukkan ikan hiu yang sudah dibersihkan dengan air panas tadi.
12. masukkanlah garam sesuai selera. 10 atau 15 menit sesudah ikan masuk ke kuah, angkatlah, lalu gulai ikan hiu siap di sajikan.
Tak usah ngeri-ngeri geli ya guys, coba aja dulu *maksa amat yak..hehehe. Oh, ya, yang gak kenal daun mangkok, nih saya kasih gambarnya. Selamat mencoba ya..!!
Awalnya dia agak ragu. Tapi dengan kegigihanku meyakinkannya bahwa yang kumasak itu enak, maka ia pun mulai mencoba. Secuil, dua cuil, dan oh...ternyata dia ketagihan. Makannya namboh-namboh. Besoknya dia pamer ke keluarganya di palembang sana, pun ke kawan-kawannya bahwa hiu itu nikmat. Lagi-lagi, ekspresi orang kebanyakan ngeri. Belum tau dia ya kan, Bang? Apalagi masakan Adek, sedapnya sampe ke ubun-ubun. *hatsyaahh..!! ini lebaynya keterlaluan. Macam chef kelas dunia kali pedenya.
Tapi lain cerita dengan orang yang sudah pernah mencobanya, apalagi terbiasa memakannya. Ikan hiu menjadi olahan yang beragam jenisnya. Ada yang di bagar, ada pula yang digoreng balado. Kalau di kampung saya sih hiu itu ya digulai, gak pernah di balado apalagi di rendang. Nah, kelen yang pengen nyoba, ini kukasi resep gulai ikan hiu turunan nenek moyangku.
Resep Gulai Ikan Hiu
Bahan-Bahan
1. ½ kilo ikan hiu di potong-potong sesuai keinginan.
2. Ambu-ambu (kelapa yang digonseng lalu digiling), 5 sendok makan
3. Kunyit dan jahe masing-masing seruas jempol
4. 7 siung bawang merah, 3 siung bawang putih
5. 1 buah pala, lalu dipotong menjadi setengah bagian
6. Daun kunyit 2 lembar dan serai 2 batang
7. Daun mangkok (tapak liman) selembar
8. Daun jeruk 3 lembar dan asam kandis
9. cabe ½ ons, boleh ditambah bagi pecinta pedas.
10. Kelapa atau santan
11. Garam
Cara Pembuatan
1. Didihkan air setengah liter
2. Bila sudah mendidih, celupkan ikan hiu yang sudah di cuci. 5 menit saja, lalu angkat
3. Ambillah satu-satu potongan ikan hiu, jangan lupa sediakan air dingin bersih di baskom kecil.
4. Celupkan potongan hiu ke baskom, lalu gosokkan kulitnya untuk menghilangkan bagian kasar di kulit. Gosok sampai permukaan kulitnya licin. Kalau ini tidak di lakukan, maka hiu akan berasa pahit dan berbau amis.
5. Gilinglah kunyit, jahe, pala, bawang merah dan putih. Bawang merah 5 siung saja, 2 siaung lagi di iris.
6. Giling pula cabe sampai halus. Usahakan bijinya punah. Atau beli cabe giling aja sekalian.
7. Irislah kecil-kecil selembar daun kunyit, sebatang serai, daun mangkok dan daun jeruk. Daun kunyit yang selebar lagi diikat simpul, dan sebatang serai lagi di memarkan.
8. Masukkan lah semua bahan yang sudah digiling dan diiris tadi ke dalam kuali, lalu masukkan ambu-ambu alias kelapa gonseng yang telah disiapkan.
9. Peraslah kelapa sehingga menghasilkan santan yang tidak terlalu kental, tidak pula terlalu encer.
10. Aduklah santan dansemua bahan yang dalam kuali tadi, lalu jeranglah.
11. Bila kuah sudah mendidih, masukkan ikan hiu yang sudah dibersihkan dengan air panas tadi.
12. masukkanlah garam sesuai selera. 10 atau 15 menit sesudah ikan masuk ke kuah, angkatlah, lalu gulai ikan hiu siap di sajikan.
Tak usah ngeri-ngeri geli ya guys, coba aja dulu *maksa amat yak..hehehe. Oh, ya, yang gak kenal daun mangkok, nih saya kasih gambarnya. Selamat mencoba ya..!!
Aku pernah makan gulai ikan hiu tapi belum pernah masak sendiri. Kalau liat hiu di pasar kok ngeri-ngeri sedap
BalasHapushahaha...ajak sahabatan dong mbak biar gak ngeri
Hapusenak ini, adik-adik bujangku pada suka mbak
BalasHapuswowww. aku juga baru tau kalo hiu boleh dimakan hahaha
BalasHapusAwalnya sih ngeri emang..setelah nyoba..enak..jadi suka.
BalasHapuskalo lihat udah masak jadi ngiler ya Mbak, pas lihat masih hidup agak gak tega mau makannya, abis ikun hiu-nya lucu.. jadi gemess ^^
BalasHapusPernah makan bagar hiu beberapa kali, mbak. Gak ngeri, tapi juga gak yang tipikal doyan-doyan banget gitu. Biasa aja :D
BalasHapusLapar nian nenggok Iko, huhuhu
BalasHapusItu hiu?
BalasHapushahaaaa, agak ngeri yah sepertinya...
Ish bikin baper bin laper ajalah kerja tetaa -_-" aku jd rindu lagikan.
BalasHapusOiya jangan sering sering juga ya kan Teta sebab hiu termasuk hewan yang dilindungi kan yak?
Hahaha..teta masih pengen lho mewujudkan rencana kita menjebak cipta dgn gulai ini. Haha
HapusMantap kali bah. Maknyus.... ❤
BalasHapusselamat makan..
HapusSaya kok jadi pengen nyoba kuliner hiu, tapi sayangnya di Makassar belum pernah dapat.
BalasHapusAku baru tahu kalau ternyata dimakan hiu ������
BalasHapusBanyak yg gitu. Coba gih..
HapusQ bru aja beli ikan hiu anakan pnjang nya sekitar ½ m. Tpi ktnya daging hiu ada bhyanya krna ada merkuri n zat lain nya. Jdi tkut mw masak. Tpi q serching bnyak jga yg dh nyobain daging hiu nii. Jdi bngung mw masak apa gk tpi dh ke beli pula 🙄
BalasHapusMerkurinya ada dikulit kasarnya itu mbak. Makanya sudha dibersihkan, celupin ke air panas, trus kikis dgn ajri kulit kasarnya itu, rontok semuanya ... Klo dagingnya nggak sih setauku mbak
Hapushiu dilindungi ga sih mbak?
BalasHapuskalau di tempatmu dijual bebas yah?
harusnya terlarang sih Mba, hiu punah, hancur rantai makanan laut
HapusDibeberapa wilayah diperbolehkan karena sebagai bagian dari adat dan budaya. Mending cobain menu sahur anak kos ini, praktis dan bergizi!
Hapus