Yeay! Akhirnya bisa juga menginjakkan kaki ke Qur’an Akbar ini. sebelumnya, semenjak nikah sudah tiga kali mudik ke Palembang tapi selalu minus janjalan. Cemanalah, asal mudik ada saja acara keluarga, sedang jatah mudik tak sampe seminggu. Nah, untuk yang keempat ini, begitu diajak suami nemenin dia dinas sekaligus ambil cuti seminggu, aku agak ngancam dikit.
“kalo gak janjalan malas ikutlah”.
“Iya, kali ini kita ke Palembang khusus janjalan”. Horeee...!! Aku pun sumringah.
Kami tiba di Palembang rabu malam. Nginap di rumah adik kami yang bungsu. Suami saya dinasnya hari Jum’at. Maka hari Kamis itu, sehari sebelum dinas, kami pun memulai destinasi ke Qur’an Akbar yang selama ini cuma tau dari mulut orang-orang. Namanya saja sudah Qur’an Akbar, maka dalam bayanganku pun akan terpajang sebuah kitab yang guedenya menakjubkan. Sampe-sampe aku berpikir dimanakah ada menjual kertas yang paling besar untuk membuat Qur’an Akbar itu.
Eh, taunya begitu sampai, bayanganku tak sesuai kenyataan. Qur’annya lebih menakjubkan dari yang kukira. Mari berkenalan dengannya!
Bayt Al Qur’an Al Akbar terletak di daerah Gandus, Palembang. Bayt artinya rumah (Bahasa Arab), Akbar artinya paling besar. Maka bisa juga disebut dengan Rumah Qur’an Besar. Tempat ini di bangun oleh seorang anggota dewan RI yang asli berdarah Palembang. Ianya adalah Bapak H. Syofwatillah Mohzaib, seorang pecinta seni kaligrafi. Hasil karyanya yang menonjol adalah kaligrafi dan ornamen yang diukirnya di Mesjid Agung Sultan mahmud Badaruddin II, Palembang. Setelah penyelesaian kaligrafi mesjid itu, beliau pun bermimpi, yang akhirnya mimpi itulah yang menjadi wasilah lahirnya Qur’an Akbar ini. Nih, sejarah singkat berdirinya rumah qur’an besar ini.
Bagaimana tidak menakjubkan, ternyata mushaf Al-Qur’annya bukanlah berbentuk kertas dengan tulisan tinta di atasnya. Melainkan lembaran dan pahatan bacaannya berupa kepingan kayu terbaik dan berkualitas, yakni kayu tembesu, yang harga perkubiknya 2 juta rupiah. Namun di tengah pembuat Al Qur’an ini, kayu tembesu sempat melonjak di harga 10 juta rupiah perkubik. *kalo ini gue harus bilang wow!
Mas Rian, orang yang mengurusi Bayt Qur’an sehari-hari sekaligus jadi guide ke setiap pengunjung yang datang mengatakan bahwa proses pemahatan seluruh ayat Al qur’an ini memakan waktu hingga 7 tahun. Dimulai dari tahun 2002 dan selesai 30 juz di tahun 2009. Pemahatan satu halaman saja butuh waktu 1 bulan. Jadi satu keping kayu itu dipahat paling tidak 2 bulan. Dan dana yang dihabiskan? 1,2 M cyiiin, untuk mushaf saja lho ya. Belum yang lain. Masya Allah!
Perlu diketahui bahwa lokasi pemajangan Al Qur’an ini adalah rumah kediaman bapak Syofwatillah sendiri, tepatnya di halaman belakang. Bangunannya terdiri dari menara yang berfungsi sebagai tempat menggantungnya mushaf,di mana mushaf ini digantung 5 lantai. Lalu ada mimbar dan ruangan yang agak tinggi, dimana bangunan ini muali difungsikan pada tahun 2012. Semula bapak Syofwatillah membangun ini bukan untuk tempat wisata, melainkan untuk tempat pengajian rutin masyarakat agar jama’ahnya betah. Dan benar, tempat itu kian hari kian rame dengan berita dari mulut ke mulut. Hingga sang waktu menggeser fungsi yang awalnya tempat majlis ta’lim menjadi wahana wisata religi. Tidak dipungut biaya apa pun kepada siapa pun yang berkunjung. Namun di tahun 2014, saat pak Syofwa reuni bersama teman-temannya, salah seorang dari mereka berkata,
“Pak Syofwa curang. Pengen beramal sendiri. Coba dipungut tiket yang nantinya tiket itu difungsikan untuk biaya operasional. Kan orang lain jadi ikut beramal melestarikan Al-Qur’an ini”.
Akhirnya kini Bayt Al Qur’an Al Akbar pun resmi jadi tempat wisata. Tiket masuknya hanya Rp. 5000 saja. Itulah yang digunakan untuk gaji penjaga, dan operasional lain. Selain mushaf, ada satu hal unik lagi yang cukup menarik perhatian, celengan raksasa.
Kalian tau? Celengan ini bukan sembarang celengan. Dulunya ini tempat bersarangnya hiu dan pari. What? Ya gitu. Selain seni kaligrafi, pak Syofwa juga pecinta aquarium. Jadi di rumahnya ini penuh dengan berbagai macam aquarium, mulai dari aquarim mini hingga aquarium raksasa sepanjang dinding. Nah, yang dijadikan celengan raksasa ini dulunya aquarium khusus untuk ikan hiu, paus dan pari. Ckckck...
Yang ini juga dulunya aquarium, sekarang disulap jadi instagram. Haha.. Noh, si abang gak mau melewatkan kesempatan cekrek di sini.
Beberapa meter di samping aquarim ini, terdapat ruangan galeri kaligrafi. Dari celoteh Mas Rian, kami mengetahui bahwa pahatan kaligrafi ini merupakan pahatan yang dibuang sayang, yakni ketika pahatan mushaf qur’an ada yang rusak, salah cetak dan semacamnya, maka dijadikanlah kaligrafi yang tak kalah memukau. Jadi bahan tidak sia-sia. Amazing bukan?
Entahlah, Saat masuk kesini, jiwa rasanya adem banget. saya sampe gak inget pulang, padahal sudah setengah hari kami di sana. tak bosan-bosan memandang mushafnya yang nyata-nyata indah.
Nah, kamu yang bingung mau destinasi kemana, Palembang bisa jadi solusi. Kota yang menyimpan banyak sejarah an pariwisata. Sampai ketemu di tulisan destinasi Palembang selanjutnya.
Alhamdulillah ya mbak, akhirnya kesampaian juga. Kalau saya kapan bisa ke sana yaa .. ikutan mupeng jadinya :-)
BalasHapusLibur semester ini aja mbak.. :)
BalasHapusKapan lah ya bisa ke sana juga, aku mau dong dong dong
BalasHapusWisata spiritual, memang menakjubkan. Andai di Bengkulu juga ada... hehehe
BalasHapusKeren masjidnya, nuansanya klasik modern kayaknya.adem. semoga suatu saat bisa juga kesini. hihi
BalasHapusWow besar banget Mbak. Takjub lihatnya. Semoga someday bisa main langsung ke sana, pengen lihat langsung. Indahnyaaa :’)
BalasHapusWajar gak pengen pulang mbak. Aku aja senyum senyum haru loh lihat foto-fotonya. Pengen juga lihat langsung. Duh mana ada celengan gede lagi. Unik sekali. :)
BalasHapus“Pak Syofwa curang. Pengen beramal sendiri. Coba dipungut tiket yang nantinya tiket itu difungsikan untuk biaya operasional. Kan orang lain jadi ikut beramal melestarikan Al-Qur’an ini”.,,, kutipannya keren,,,saling menasehati dalam kebaikan dan ketaatan
BalasHapusPengen banget bisa wisata religi seperti ini. Semoga bisa ke sini juga
BalasHapusMasyaallah.. Memang keren Al Quran ini.. Semoga suatu saat saya juga bisa berwisata ke sana..
BalasHapuswah ternyata itu ayat al qur'an-nya dipahat ya. keren banget euy
BalasHapusKe palembang belum pernah ke sini, huhu
BalasHapusNanti kalo ke palembang lagi, mesti ke sini nih
BalasHapuswah.. aku pingin banget ke sini Mbak... temen2ku dah banyak yang udah ke sini. Tapi kapan ya
BalasHapusKayaknya recomended banget buat wisyata religi ya...
BalasHapusAlhamdulillah mbak ya niatnya kesampaian mau kesana, aku jg jadi pengen deh
BalasHapusWahhh,, keren ya mbak.. jadi pengen ke palembang jugaaa.
BalasHapusItu qur'an nya gede banget yaaa..
BalasHapusGimana bikin nya yaa.. *duh pertanyaan nya
Hahaa
Wah tempatnya bagus ya mbak, aku jadi pengen kesana
BalasHapus