Hello guys, kali ini kita akan bahas sebuah tempat makan yang unik di Palembang. Sambal Lalap namanya. Palembang lagi? Iya. Karena selama seminggu di sana full janjalan. Masih ada beberapa tempat lagi yang belum saya ulas. Biar gak jemu, kita bahas tempat makan yang berkesan di hati saya ini ya.
Malam itu malam Minggu. Kami dijemput kawan suami saya untuk menginap di rumahnya. Berhubung kami keluarnya abis magrib, pas banget kan ya jam lapar. Maka kami pun ditawari mau makan apa. Sebagai tamu yang baik dan benar lagi sholih wa sholihat, kami katakan kami pasrah aja ke mana saja di bawa tuan rumah. Sebenarnya dalam hati saya kepengen makan nasi, tapi segan. Beberapa tawaran berupa bakso, soto dan semacamnya pun bergulir. Lagi-lagi kami katakan terserah aja.
“Tapi ini jam makan nasi kan ya? Aku lapar. Gimana kalau kita makan nasi aja. Cari lesehan gitu?” tanya si tuan rumah.
Iyeessss!! Saya sumringah. Serta merta memberi jawaban pasti, OK! Ternyata kami dan tuan rumah sama-sama perut kampung. Gak kenyang kalo gak masuk nasi. Haha...
Setelah menyusuri jalanan yang ramai, akhirnya mobil kami berlabuh di Sambal Lalap. Dari dalam mobil kulihat pengunjung rame bingit. Hampir saja kami gak kebagian tempat parkir. “Pasti di sini makanannya enak”, aku membatin.
Mengulik Keunikan Sambal Lalap
Keunikan pertama
Begitu turun dari mobil, kami langsung menuju pintu masuk. Di pintunya tertulis DI LARANG MENGAMEN. Aku tersentak. Karena tulisan ini tidak sinkron dengan apa yang tersuguh di sisi kiri pintu masuk, yakni sekumpulan anak muda yang berdendang, macam band mini gitu. Aku bertanya pada si kawan.
“Ini dilarang mengamen kok malah ada mereka?”
“Mereka memang sengaja dihadirkan oleh owner Sambal Lalap khusus untuk menghibur pengunjung. Makanya pengamen tidak diperbolehkan. Karena owner sendiri menyediakan fasilitas ini.”
Mulutku membulat pertanda mengerti. Hmmm..pantes saja orang rame.
Kami pun segera masuk mencari lapak. Di sini disediakan dua bentuk spot makan; lesehan dan meja. Kami sengaja milih lesehan karena aku bawa bayi. Kalau di meja, baby Ney gak bakal bisa ditidurin. Hampir saja kami gak kebagian tempat jika serombongan pengunjung tak bersegera meninggalkan tempat. Kebetulan posisi lesehan yang baru saja di tinggalkan di bagian teras belakang, jadi kami bisa menikmati pemandangan luar yang cukup mengesankan.
keunikan kedua
Beberapa saat setelah kami ambil posisi, pelayan pun datang menyodorkan kertas menu. Setelah kuperhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, semua pelayan di sini memakai kostum yang syar’i, terlebih perempuan. Mereka mengenakan kemeja hitam kombinasi merah dan rok dilengkapi hijab yang terurai panjang menutupi dada, lengkap dngan kaos kaki. Tidak satu pun pelayan perempuan yang memakai celana apalagi berketat ria. Ini sungguh membuat nyaman. Pelayannya juga ramah dan selalu tersenyum.
Keunikan Ketiga
Sambil menunggu pesanan kami tiba, seperti biasa, tiada momen tanpa cekrek. Kami pun sibuk berpoto ria. Dan giliran mau wefie, bingung gak bawa tongsis. But, wow! Seketika mata kami bersirobok dengan nomor meja yang di atasnya ada tempat pijakan kamera. Sungguh ini nomor meja yang multifungsi dan tepat guna. Pantes saja pengunjung gak abis-abis. Pergi satu datang dua. Apalagi anak muda, betah lama-lama di sini. Ada musik, ada pula tongsis ajaib.
Keunikan keempat
Begitu pesanan datang, kami pun menikmati setiap suapan. Rasanya? Lumayan di lidah. Tapi agak takut-takut juga aku mesan banyak-banyak karena khawatir tuan rumah bokek gegara kami. Apalagi tempatnya OK dan menunya maknyoss, tambah pula pelanggan yang buanyaaaak, kuyakini dalam hati pasti harga perporsinya mahal. Jadi pesan yang standar-standar aja. Eh ternyataaaaaaaaaa, harganya bersahabat banget. Gak bikin kantong cekaklah pokoknya. Mungkin ini alasan kesekian kenapa warung ini tiap hari dipenuhi pengunjung yang keroncongan, sekaligus menjadi keunikan keempat di mata saya.
Itulah 4 keunikan Sambal lalap berdasarkan pengamatan saya. Kalau ke Palembang, jangan lupa mampir sini ya brosist...
Wah keren ya seragamnya syari, eeh ini foto makanannya mana yak, aku dah ngiler denger namanya, maklum penggemar sambel.
BalasHapusCuma ada satu poto mbak, satu menu. Selebihnya g ingat poto langsung makan. Hahaa
HapusYg satu itu pun sampe lupa masukin ke post ini. Ckckckck
Wah ,asik ya harga bersahabat tempat asik apalagi coba
BalasHapusKayaknya enak. Noted deh mbak, buat wisata kuliner pas ke Palembang nanti
BalasHapusWah mantap. Recommended banget ini. Nanti kapan kapan ke sana.
BalasHapusmantep dan unik yah tempatnyaaa
BalasHapusWahh,, jadi kalau mau foto atau selfie ga perlu repot lagi ya mbak.. hehehe
BalasHapusLah tempatnya mendukung buat selfie. Tau aja dia orang zaman sekarang demen selfie.
BalasHapusSemoga kapan-kapan bisa nyicipin ke sana mbak, hehe
BalasHapusPandai deh ownernya, cepat tanggap sama situasi kekinian, sampai disediain tongsis ajaib segala ya mbak :D
BalasHapusIya, ownernya cerdas kekinian
HapusIdenya boleh diduplikasi itu. Tongsis gratis. Makan murah dan enak. Live music. Bungkus!
BalasHapusEnak enak nih ya makanannya di sambal lalap
BalasHapusSambelnya gimana mbak? Aku kalau nyari tempat makan biasanya lihat atau nyari tahu sambalnya dulu 😀😀 karena pecinta sambal
BalasHapussuka banget deh makan sambal bakal nambah nasi terus deh
BalasHapusNoted mbak. Bagus nih klo diterapkan di Bengkulu, pelayan rumah makan berpakaian syari. Jdi enak dan nyaman
BalasHapus