Forum Lingkar Pena (FLP), aku jatuh cinta dengan nama ini sekitar zaman putih biru. Kesenanganku membaca karya-karya fiksi berupa cerpen menghantarkanku pada rasa kagum dan penasaran dengan sosok FLP ini. Bagaimana tidak, setiap kali cerpen yang kubaca di majalah annida, sahabat pena, dan beberapa novel seringkali nongol profil penulisnya sebagai anggota FLP.
Kekagumanku semakin menggurita saat nama penulis-penulis FLP kian bersinar. Sebut saja Mba Asma Nadia, Helvi TR, dan Pipit Senja. Tiga nama ini seringkali membuat anganku melayang-layang entah kemana. Terlebih nama Pipit Senja, membuatku berpikir keras kenapa orang tuanya bisa kepikiran memberikan nama seindah itu. *maklum saja ya, waktu itu aku belum tau perkara nama pena. Hingga aku menggantung harap agar suatu masa bisa bertemu dengan sosok Pipit ini. bayanganku pastilah dia gadis yang lucu namun tegas, berkarakter, cantik dan yang pasti muda belia. Dan yang pasti aku ingin bergabung dengan lembaga ini di suatu hari nanti. Bergengsi kali kurasa kalo bisa menjadi bagian dari anggotanya, iya!
Masa terus berjalan dan musim terus berganti. Bangku kuliah mendekatkanku dengan impian masa lalu yang terus hidup di hati. Sebab beberapa anggota FLP Sumut merupakan mahasiswa di kampusku. Mulailah aku bergerilya mencari info saat kutau seorang mahasiswi jurusan PAI adalah penulis sekaligus pengurus FLP. Suatu hari, saat kami ketemu di fakultas, kupakailah jurus SKSD alias Sok Kenal Sok Dekat sama orang ini. Dari basa basi hingga sampai pada pertanyaan puncak, bagaimana menjadi anggota FLP?
Jawabannya begitu mengecewakanku. Katanya FLP merekrut anggota dua tahun sekali. Dan pertanyaanku ini hanya telat sedikit saja, sebab beberapa hari lalu FLP baru usai menerima anggota baru. Aku mesti bersabar dua tahun ke depan. Arrghhh.....
Bukan perkara dua tahunnya, hanya saja aku gak yakin di tahun 2011 mendatang aku masih stay di Medan atau sudah pulang kampung. Sebab 2010 urusan kuliahku selesai, dan tentu saja Ibundaku menginginkanku pulang. So? Lost hope deh untuk jadi anggota.
Namun begitulah takdir, tak bisa ditebak. Pertengahan 2009 Ibundaku tercinta kembali ke pangkuan RabbNya. Takdir ini yang membuatku memilih untuk meneruskan hidup di Medan usai wisuda di akhir 2010. Lalu bertemu dengan 2011, tahun di mana sang idola kembali membuka pintu untuk tamu barunya. Tentu saja aku tak ingin melewatkan momen ini. kuikuti semua prosedurnya. Mulai dari pemberkasan, tes tulis hingga tes wawancara. Macam melamar PNS saja lah kurasa. Apa gak makin bergengsi kutengok FLP ini? merekrut anggota saja pake ujian segala, plus sistem gugur bagi yang tidak qualified. Ckckckck...
Hari pengumuman itu pun tiba. Dan namaku tertera di barisan yang diterima. Amboooooii....tiada henti aku berucap syukur saat itu. Akhirnya lolos juga jadi orang bergengsi. Hehehe.
Angkatan IV yang lulus pada waktu itu. Really miss u all. |
Rasa cinta dan sayang padamu bukan tanpa alasan, FLP. Setidaknya aku punya lima hal yang menjadi musabab mencintaimu.
1. Visi misi yang berorientasi pada dakwah
Dakwah bil qolam. Itulah kalimat yang selalu digembar-gemborkan para pengurus. Visi misi yang klop dengan jiwaku.
2. FLP membawaku bertemu Pipit Senja
Si Teteh gak nengok kamera. sedih aku tuh. |
Btw, kita sodara lho, teh Pipit. Aku ini Siregar, semarga dengan pujaan hatimu, hehe. Semoga saja panitia mau meneruskan tulisanku ini ke Teh Pipit. *ngarep
3. FLP, nama yang tumbuh harum di seantero nusantara dan LN
FLP Sumut, FLP Bengkulu, FLP Pusat, FLP Mesir, FLP Jepang, FLP... FLP... Oh, bangga sekali aku dengan semua nama-nama ini. FLP mampu berkembang, bersaing bahkan diperhitungkan di kancah literasi nasional maupun internasional sekali pun bobot karya dan tulisan para anggotanya tak jauh dari pesan-pesan agama dan nilai-nilai kebaikan.
4. Beberapa karya orang FLP yang telah di filmkan
Ini suatu prestasi yang teramat membanggakan. Sumringah sekali aku saat dulu memberitahukan ke orang-orang bahwa film AAC dan KCB itu diangkat dari novel Kang Abik yang menjadi bagian dari keluarga FLP. Aku berharap karya-karya Mbak Sinta Yudisia, Afifah Afra dan semua rekan-rekan FLP sejagad suatu saat akan menembus dunia perfilman juga. Biar orang-orang semakin tau bahwa FLP yang berbasis Islam pun bisa eksis di dunia pertelevisian.
5. Di FLP aku bertemu keluarga baru yang luar biasa
TFT FLP Sesumbagut, 2010 di Padang. Pertemuan pertama dengan mas Boim dan sampe sekarang silaturahim via wa trus berjalan |
Ah ya, sekarang engkau sudah 22 tahun ya FLP sayang. Masuk usia dewasa sudah. Semoga makin bermanfaat buat ummat. Aku padamu lah!
“Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti lomba blog dari Blogger FLP pada rangkaian Milad FLP 22Th”.
Tetaaa... 😍
BalasHapusIya suciiii..apa kabar?
BalasHapusfoto yang bagian atas, kok aku ga tahu yah. bagaimana ini, hahaha. BTW emang kalo cinta ga perlu alasan yah, jadi yah udahlah cinta aja deh
BalasHapusBunda malah gak tau kalau ada forum ini, bunda memang kuper yach semoga suatu hari bunda bisa bergabung mungkin kah?..
BalasHapusitu saya kalo mau gabung, gimana ya kak caranya?
BalasHapuswih pengen ikutan gabung mbak. maj gabung di flp Bengkulu gimana ya caranya?
BalasHapusWahh FLp luar biasa, tetap bertahan dan berkarya hingga sekarang.. Sukses terus ya
BalasHapusAku pengen gabung FLP mbak. .Gmna ya caranya?
BalasHapusMantemen yg pengen gabung, ntar kita infokan ya klo buka rekrutmen. Wait n see..
BalasHapus