Hello sahabat dahliasiregar.com, bernostalgia yuk!
Dulu waktu kecil sukanya nonton apa? Trus lagu-lagu yang sering didengerin lagu apa? Kalau kamu suka lagu du di dam, cilukba, cit cit cuit, dan si komo, berarti kita seumuran. Ketahuan umurnya, hahaha.
Sayangnya zaman sekarang lagu anak-anak seperti itu sudah langka tayang di televisi. Kadang tuh suka kasian sama anak sendiri. Mereka lahir di era serba digital, di mana gadget sudah menjadi teman akrab. Interaksinya satu arah, sehingga banyak anak yang tumbuh dengan jiwa dan karakter yang anti sosial. Seideal apa pun cita-cita seorang ibu untuk tidak mengenalkan anak dan balitanya pada gadget, tetap tidak bisa terwujud dengan sempurna. Sebab kenyataannya, ada saja celah bagi si anak untuk bisa menyentuhnya. Kalau sudah begini, tinggal power control sang ibu lagi yang berbicara.
Aku, Anak, dan Gadget
Sebagai ibu, aku tentu tidak mau anak-anak kecanduan sama benda mungil yang satu itu. Namun untuk melarangnya, itu lebih mustahil lagi. Sebab mereka pasti lihat saat-saat emak bapaknya megang handphone. Rasa penasaran mereka tentu bergejolak. Kalau dulu, aku selalu berusaha pegang gadget itu diam-diam, atau saat mreka lagi tidur. Tapi lama-lama ambyar juga. Apalagi semenjak mamak berjibaku membangun bisnis online. Tentu gawai selalu di tangan.
Singkat cerita, anak-anak akhirnya berkenalan dengan handphone. Awal-awal mereka hanya mengerti liat poto dan video-video mereka yang sering direkam oleh babahnya di HP. Seiring waktu, akhirnya kenalan juga dengan Youtube. Emak dan babah pun terpaksa ambil ancang-ancang. Kami downloadkan beberapa video yang mengedukasi, lalu save di falshdisk, kemudian colok ke TV. FYI, TV analog di rumah memang nyaris tidak pernah dihidupkan. Semenjak anak pertama lahir, tuh TV dipensiunkan. Aku pun memang udah lama juga tidak karib lagi dengan televisi, jauh sebelum anak-anak ada.
Alhamdulillah, sejauh ini anak-anak kalau liat Youtube jarang sekali pakai kuota. Sebab aku sudah downloadkan video-video kesukaan mereka. Sekali waktu, bolehlah diberikan kuota, tapi kubatasi waktunya. Syukurnya anak-anak masih nurut sampai hari ini.
Selain video, kedua bocahku ini hobi sekali bernyanyi. Naluri alamiah anak-anaklah ye kan. Cuma ya itu, sepandai-pandainya aku memilihkan lagu, jebol juga pertahanan. Kebetulan ada adekku yang lagi kuliah tinggal di rumah. Sering di kamarnya tiktokan. Akhirnya duo bocah ikutan pula bertiktok, sampe hapal penggalan lagunya.
Adu mammae... papange papange pange...........
Tatapanmu, senyumanmu, tiada pernah aku lupakan.
Astaga, mau marah tapi gemesin. Akhirnya diingatkan aja baik-baik. Diajak diskusi bahwa lagu yang seperti itu tidak layak untuk anak kecil. Sebagai gantinya, dua bocah diajak nyanyi lagu cicak dindin atau balonku ada lima.
Etapi, coba kelen perhatikan, sebagian mamak-mamak ini koleksi lagunya untuk anak minim banget pula ya kan. ujung-ujunganya balik lagi ke cicak dindin. Namun bagi mamak-mamak yang sudah melek internet, semua lagu bisa dicari, tinggal pilih dengan satu sentuhan jari. Salah satu rekomendasi lagu anak Indonesia ini adalah Hoala & Koala
Lebih Dekat Dengan Hoala & Koala
Hoala & Koala lahir pada akhir tahun 2020. Mereka merupakan sepasang sahabat yang hobi sekali bernyanyi. Disajikan dalam bentuk gambar animasi 3D, Hoala & Koala tentu akan menjadi teman baru yang menyenangkan buat anak-anak. Kedua karakter ini sudah banyak sekali membawakan lagu-lagu anak. Hingga saat ini, chanel Haoala & Koala sudah memiliki 5 album dan lebih dari 45 lagu anak-anak baru yang bisa dilihat di Youtube, Spotify hingga iTunes. Lirik dan isi lagunya juga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti anjuran beresin mainan setelah main berantakan di dalam rumah. Pun pesan-pesan yang disampaikan dalam lagunya akan membekas di hati anak. Dengan sendirinya anak juga akan meniru. Apalagi jika Hoala & Koala sudah menjadi karakter favorit anak, hmm.... tau sendirilah itu mak.
Terus terang aku sangat mengapresiasi kehadiran chanel Hoala & Koala ini, chanel yang menjadi Youtube lagu dan animasi anak yang banyak diminati anak-anak. Apalagi dalam proses penggarapan musiknya, semua digarap dengan serius hingga melibatkan musisi-musisi internasional, dipadu dengan alat musik yang tak lazim seperti saxophone, terompet, harpa, angklung hingga gamelan. Top markotop!
Oh ya, Hoala & Koala juga tak sendirian lo. Ada karakter ayah, ibu, dan Mis Jeruk yang tak kalah jago dalam bernyanyi. Dengan banyaknya karakter dan pengisi suara, diharapkan lagu-lagu yang disajikan tak hanya dapat menghibur anak-anak, namun juga dapat menghibur para orang tua yang menemani anaknya menonton Hoala & Koala. Uniknya, Hoala & Koala ini punya selera pilihan genre yang kece, mulai dari genre jazz, big bang, swing, jpop hingga etnik. Amboi.....
Ke depan, aku sangat berharap channel Hoala & Koala ini bisa menghidupkan kembali dunia musik anak-anak, sehingga anak-anak zaman sekarang bisa memiliki kenangan akan indahnya masa kecil seperti emak bapaknya dulu. Hehehe....
Tidak ada komentar
Posting Komentar