Apa kabar PPKM yang udah kayak bon cabe di kotamu, Mak? Masih level 4 kah? Atau sudah turun ke level 3? Semoga malah sudah level 1 ya mak, hingga nanti akhirnya ‘merdeka’ kembali, bebas kemana-mana tanpa masker.
Kalo dikaji-kaji, stres sebenarnya ya, Mak menghadapi kenyataan dua tahun belakangan ini. Tapi inilah ujian, semoga kita mampu menghadapinya dengan hati yang lapang. Sesetres-stresnya kita, masih bisa ngendalikan semua emosi. Namun bagaimana jika ternyata anak dan balita di rumah juga ikutan stres? Yuk sharing, Mak soal anak-anaknya.
Aku sendiri sih hampir tiap hari dapat pertanyaan dari bocah 4 dan 3 tahun kesayangan.
“Ma, kapan kita ke pantai? Kapan kita mandi bola? Kapan beli susu ke Mong alias Mall?”
Aku cuma tersenyum dan memberikan kalimat-kalimat penabah hati. Syukurlah anak-anakku ini bukan tipe yang ngotot. Asal diberi alasan yang jelas dan masuk akal, keduanya bakal mengangguk.
“Mama pun sudah pengen jalan-jalan, Nak. Sabar ya, nanti setelah covid selesai teta sama adek boleh mandi bola, boleh berenang, dst”. Yeay! Keduanya girang.
Namun begitulah manusia. Meski setiap hari diberi nasihat penabah hati, hati ya tetap hati. Yang punya sisi kejenuhan jua. Kadang-kadang ingin rasanya nekat ke keramaian. Tapi mengingat anak, urung dah. Akhirnya mamak bersusah payah harus menciptakan suasana rumah yang nyaman dan tidak membosankan bagi anak selama pandemi ini, khususnya di masa PPKM ini.
Aktivitas Pengusir Jenuh Pada Anak
Aku sih gak bisa dibilang punya jadwal rutin juga selama pandemi ini ya. Pokoknya apa yang bikin anak senang dan betah di rumah, ya kulakuakan. Tapi setidaknya ada 2 hal yang belakangan ini intensitasnya lebih sering kami kerjakan, yakni:
1. Membaca buku
Sejak lahir aku memang sudah membacakan buku sama anak-anak, sehingga mereka menyukai aktivitas yang satu ini. Buku-buku di rumah di eksplor semua. Bahkan sebagian dari isi buku-buku itu mereka sudah hapal.
Nah, selama PPKM ini, kegiatan ini makin menyenangkan, sebab anak-anak sudah bisa memilih buku sendiri yang ingin dibaca, pun juga bisa membaca sendiri meski dengan modal daya ingat. Kadang aku sengaja sembunyi dan mendengarkan bacaan mereka diam-diam. Lutu-lutu bikin emesshh deh.
2. Memasak Menu Favorit
Ahhay! Ini sih aku gak menyangka. Sulungku yang 4 tahun mulai nampak ketertarikannya pada dunia dapur dan kompor. Ia sering request makanan kesukaannya. Memang sih aku hobi masak, tapi kalo masak kue-kuean, cemil-cemilan, itu aku hampir gak pernah.
Nah, si sulung ini akhirnya duet bikin martabak atau bolu pisang sama babahnya. Sesekali si kecil 3 tahunan nimbrung. Malam-malam pun dikerjakan. Pokoknya kapan tercetus ingin bolu pisang langsung eksekusi. Mau martabak? Let’s go....
Pernah suatu hari anak gadis ini mengajakku bikin martabak, trus kubilang, “Mama gak pande bikinnya, Nak. Ajak babah aja”
“Gini lho Mama, masukin tepung, telul, gula, aduk-aduk, ................”,
Masya Allah, sejenak aku tercengang. Anakku ini sudah bisa menyampaikan cara memasak sesuatu sedetil itu, dan itu benar. Jika dulu aku selalu histeris bahagia saat menyaksikan fase-fase dirinya bisa nelungkup, lalu duduk,tegak, berjalan dan berbicara, maka kini aku telah menyaksikan tumbuh kembang yang berbeda. Dia mulai bisa diajak berpikir, bicara dari hati ke hati, kritis, dan tentu saja, hampir tiap hari aku selalu mendapatkan pertanyaan-pertanyaan ajaib dari nya.
Aktivitas memasak bersama ini jadi bikin kejenuhan bocah sirna jauh-jauh. Malah candu. Sekarang gak bisa habis stok telur di rumah, wajib beli, biar si Teta dan Adek bisa masak martabak dan bolu terus tiap hari.
Soal makan alhamdulilah anak-anakku gak begitu rewel. Ikan, ayam, daging, sayuran, semua suka. Bahkan kangkung, bayam dan brokoli sering habis semangkuk mereka berdua, terkikis sampe tetesan kuah terakhir. Buah pun begitu. Sesisir pisang hanya sekejap mata di rumah. Kalo susu? Masih minum dong sampe sekarang. Duh, momen beli susu ke mall ini lah yang sering dirindukan bocah-bocah. Sabar ya dear, mama pun udah gatal kaki pengen melalak. Hehehe...
sebelum pandemi menyerang |
Semoga pandemi ini segera berakhir ya Moms. Biar kita bisa berkeliaran lagi tanpa perlu cemas dan was-was. Oh ya, bagaimana dengan anak Moms di rumah? Share yuk tumbuh kembang dan kegiatannya selama pandemi dan PPKM ini.
Tidak ada komentar
Posting Komentar